Biaya Hidup di Hungaria (Update Bulan Juli 2022)

Selain komponen pendanaan, biasanya informasi yang paling ditanyakan calon pendaftar beasiswa Hungaria adalah berapa biaya hidup rata-rata per bulan di Hungaria? Apakah uang beasiswa yang diterima cukup untuk biaya hidup di sana? Apakah memungkinkan untuk kerja part time sambil kuliah? Tulisan ini mencoba memberikan gambaran atas pertanyaan tersebut.

Biaya hidup di Hungaria sebenarnya relatif lebih murah dibanding biaya hidup di negara lain di Eropa. Biaya hidup ini juga tergantung dari kota dimana kita tinggal. Ada beberapa kota besar yang sering dijadikan tujuan studi mahasiswa, misalnya Budapest, Pesc, Szeged, Debrecen, Miskolc, Gyor, dan Sopron. Tiap kota tentu berbeda-beda, dan yang paling mahal tentu saja di Budapest. Nah berhubung saya tinggalnya di Budapest, jadi tulisan ini akan menjelaskan biaya hidup standar di Kota Budapest. Untuk kota lain tentu lebih murah, terutama untuk hal akomodasi. Di tulisan ini saya akan menggunakan mata uang Forint karena nilai tukar Forint (HUF) ke Rupiah (IDR) sudah jauh berbeda, Tahun 2020 ketika saya datang ke sini, 1 Forint setara 50 Rupiah, sedangkan sekarang 1 Forint setara 37 Rupiah. Jadi kalau ibaratnya dulu uang beasiswa PhD kalau dikonversi ke Rupiah dapat 9 juta, sekarang hanya 6,8 juta.

Makanan

Untuk makanan, saya coba list harga rata-rata makanan yang sering saya beli

Beras: 500 HUF/kgAyam paha: 1300 HUF/kgMinyak goreng: 650 HUF/liter
Pasta: 800 HUF/kgDaging sapi: 4500 HUF/kgMie instan: 200 HUF/biji
Susu: 250 HUF/literKentang: 500 HUF/kgIndomie goreng: 200 HUF/biji
Roti tawar: 500 HUFBawang Bombay: 400 HUF/kgSamyang: 450 HUF/biji
Telur: 650 HUF/10 bijiBawang putih: 1800 HUF/kgPotato chip: 3000 HUF/kg
Nugget: 1000 HUF/500 grApel: 600 HUF/kg Gula: 250 HUF/kg
Ayam dada: 1500 HUF/kgJeruk: Rp. 800 HUF/kg Garam: 250 HUF/kg
Ayam sayap: Rp. 1200 HUF/kgSayur beku: Rp. 1000 HUF/kg Kopi hitam:1000 HUF/250 gr
Harga makanan di Budapest

Untuk makanan mentah sendiri harganya tidak terlalu berbeda jauh dengan di Indonesia sebenarnya. Hanya saja, kalau makanan beli di luar harganya jauh lebih mahal. Sebagai gambaran, untuk makan di kafe atau kinai (masakan china) rata-rata habis sekitar 2000 HUF (75 ribu IDR). Untuk ngopi di kafe sekitar 600 HUF (23 ribu IDR), tapi kalau ngopi di vending machine rata-rata sekitar 300 HUF (12 Ribu IDR). Untuk harga makanan pokok di kota lain saya rasa tidak jauh berbeda dengan di Budapest, hanya kalau untuk makan di kafe mungkin sedikit murah.

Akomodasi

Ini yang paling membedakan Budapest dengan kota besar lainnya. Akomodasi di Budapest jauh lebih mahal. Kalau tinggal di dormitory, bagi penerima beasiswa sih gratis. Tapi sayangnya dengan kondisi sekarang, dormitory selalu penuh dan tidak semua mahasiswa kebagian tempat. Kalau mau tinggal di luar dormitory, ada beberapa opsi. Kalau mau sewa flat private (misal karena ingin bawa keluarga), sewa per bulan rata-rata 140.000 HUF/bulan (5,3 Juta IDR), itu belum termasuk bill listrik dan gas. Kalau ditotal ya rata-rata 170.000 HUF/bulan (6,5 Juta IDR) lah untuk sewa flat yang bisa ditinggali keluarga kecil (anak satu). Ini yang bikin shock, di Malang harga segitu sudah sewa rumah setahun tuh. Kalau mau sewa kamar saja (sharing flat), pengeluaran total sekitar 90.000 HUF/bulan (3,4 Juta IDR).

Sebagai informasi, sebagai penerima beasiswa, kalau kita memutuskan tinggal di luar dormitory, Stipendium Hungaricum memberikan subsidi akomodasi sebesar 40.000 HUF/bulan (1,5 Juta IDR). Jadi bisa dihitung sendiri, berapa uang yang harus ditambahkan agar cukup untuk tinggal di luar dormitory. Ini lah yang sering menjadi penghalang mahasiswa untuk membawa keluarganya ikut mendampingi kuliah di Hungaria. Kalau harus tinggal di luar dormitory, harganya mahal sekali dan uang beasiswa saja tidak akan cukup.

Transportasi

Untuk pelajar, kita bisa beli tiket transportasi bulanan seharga 3500 HUF/bulan (134 Ribu IDR). Tiket ini bisa digunakan untuk moda transportasi apapun, baik dengan metro, bus, tram, trolley bus, atau kereta selama masih di wilayah Budapest. Kalau bukan student, harganya tiket bulanannya jauh lebih mahal, yaitu 9500 HUF/bulan (364 Ribu IDR).

Pulsa

Untuk pulsa saya sih jarang beli paket yang banyak, karena sudah ada wifi di flat. Saya biasanya membeli paket yang 1 GB seharga 1000 HUF/bulan (38 Ribu IDR), atau kalau dirasa akan banyak keluar-keluar, saya paketkan yang 3GB seharga 2250 HUF/bulan (86 Ribu IDR). Tapi tenang, di luar di tempat umum juga banyak wifi gratis kok. Masih sangat terjangkau lah

Nah itu tadi hitungan kasar pengeluaran per bulan untuk tinggal di Budapest. Berdasarkan pengalaman saya satu tahun terakhir, pengeluaran total saya jika tinggal di flat bersama istri dan satu anak balita rata-rata 315.000 HUF/bulan (12 Juta IDR), dengan error estimasi sekitar + 30.000 HUF (1.2 Juta IDR).

Apakah uang beasiswa dari Stipendium Hungaricum cukup?

Bagi saya pribadi tidak cukup. Uang beasiswa yang saya terima sebulan secara total adalah 180.000 HUF, sementara pengeluaran total per bulan sekitar 315.000 HUF. Jadi ada selisih kekurangan 135.000 HUF (5,2 Juta IDR) yang harus dipenuhi. Bagaimana saya memenuhinya? Saat ini saya masih terima gaji pokok dari UMM karena status saya tugas belajar. Saya juga masih mengerjakan beberapa project jarak jauh dari Indonesia. Jadi pemasukan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok kami di sini.

Untuk kasus mahasiswa PhD yang tinggal sendiri, saya rasa uang beasiswa ini cukup, apalagi jika tinggal di dormitory kampus. Tapi ini tergantung dengan gaya hidupnya. Bagi yang master pun kalau tinggal di dormitory masih cukup, dengan catatan hidup sangat pas-pasan (bisa dibilang tidak layak). Tapi jika tinggal di luar dormitory, apalagi di kota Budapest, bisa dipastikan uang beasiswa hanya cukup untuk sewa tempat tinggal saja. Masalahnya, kapasitas dormitory biasanya terbatas, dan kampus akan memprioritaskan mahasiswa baru yang boleh tinggal di dormitory. Jadi kalau pahit-pahitnya kita ga dapat kuota dormitory dan harus cabut, ya harus pikir otak supaya biaya akomodasinya cukup.

Nah bagi mahasiswa yang mau membawa keluarga bagaimana? Sayangnya keluarga tidak ditanggung oleh Stipendium Hungaricum, jadi harus pandai-pandai mengatur uang. Bagi mahasiswa master, dengan berat hati saya mengatakan mustahil untuk bisa membawa keluarga. Kecuali kalian punya pekerjaan sampingan yang gajinya di atas 10 juta Rupiah. Bagi mahasiswa PhD sebenarnya masih mungkin, tapi dengan syarat, kalian punya pemasukan lain selain dari uang beasiswa kalau mau aman. Kalau hanya mengandalkan uang beasiswa rasanya tidak akan cukup. Uang beasiswa total yang diterima (plus subsidi akomodasi) itu sekitar 180.00 HUF/bulan (6,8 Juta IDR), sementara pengeluaran total kalau mau realistis ya sekitar 315.000 HUF/bulan (12 Juta IDR) untuk konsumsi, akomodasi, transportasi, pulsa, asuransi, dll. Makanya mahasiswa PhD yang mengajak keluarga, biasanya punya pekerjaan di Indonesia (kebanyakan dosen), dan mereka masih menerima gaji karena statusnya tugas belajar. Dengan begitu mereka bisa mencukupi kebutuhan hidup tinggal di Hungaria Bersama keluarga. Tapi untuk tahun ke 3 dan 4 (kalau lulus complex exam), uang beasiswa untuk PhD naik kok, totalnya jadi 220.000 HUF juta/bulan (8,4 Juta IDR). Alternatifnya, ya kerja part-time. Di Budapest, cukup banyak tawaran kerja part-time. Hanya saja di kota-kota lain, kesempatan part-time tidak sebanyak di Budapest.

Jadi kalau dibilang beasiswa ini minimalis, ya ada benarnya, apalagi dengan kondisi ekonomi saat ini. Hungaria ini merupakan salah satu negara yang sangat terdampak ekonominya akibat perang Ukraina-Rusia. Tapi bagi saya beasiswa ini cukup lah, toh tujuan saya ke sini bukan mencari uang, tapi mencari ilmu dan gelar PhD. Bagi teman-teman yang mau menambah pengalaman dan pemasukan juga bisa kerja part time di sini. Bayarannya juga lumayan, bisa lah dapat 100.000 HUF (3,7 Juta IDR) per bulan. Tapi ya harus pinter bagi waktu dan tenaga karena kuliah saja sudah capek. Masalahnya orang Hungaria tidak semua bisa berbahasa Inggris, jadi akan jadi tantangan juga sih kerja part time di sini kalau masih belum bisa bahasa Hungaria dasar.  

Simak juga penjelasannya di Youtube saya di https://www.youtube.com/watch?v=Lwp3g2PLpC8





Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon